tahun-tahun yang melahirkan banyak puisi

lagu "Your Head As My Favourite Bookstore," kolaborasi eleventwelfth dan Asteriska membawaku kembali pada tahun 2018, tahun dimana aku menemukanmu sekaligus menemukan diriku sendiri. ada perasaan-perasaan bahagia yang abadi dan masih terasa hingga saat ini saat momen berisi cuplikan-cuplikan di masa lalu itu terputar kembali. ternyata seperti itu ya cara kerjanya sebuah perasaan yang tulus. ia akan tetap abadi meski kita sudah beranjak jauh dan melanjutkan hidup masing-masing.

aku mungkin sedikit terpengaruh oleh buku-buku yang kubaca pada saat itu, sehingga aku meyakini bahwa dalam hidup manusia kita akan selalu punya sebuah titik balik dalam hidup. sebuah momen di mana kita menentukan keputusan-keputusan penting yang akan memengaruhi hidup kita dalam jangka waktu yang panjang. di tahun 2018 aku merasa itu titik balik pertama dalam hidupku.

banyak keputusan-keputusan yang cukup berani kuambil pada saat itu. yah sebagai seorang anak kemarin sore yang baru saja dicemplungkan dalam dunia nyata, kupikir diriku saat itu sangat bergejolak. keputusan-keputusan yang sifatnya prinsipil kuambil dengan cukup berani dan mengubah sebagian besar hidupku. mulai dari melepas hijab, memutuskan untuk putus cinta, menunda bekerja dan menulis novel hingga membangun sebuah komunitas membaca dan kembali sejenak ke kampung halaman. semuanya bukan keputusan yang mudah dan hari-hari yang berat ikut serta jadi bagian dari proses tumbuh yang saat itu coba kuyakini setengah mati.

sampai-sampai kupikir segalanya gak masuk akal, kok bisa segala hal sulit datang lengkap satu paket dalam hidup manusia ? ternyata drama-drama perkuliahan seperti menunggu dosen pembimbing seharian di kampus hanya untuk konsultasi kaidah-kaidah penulisan skripsi yang sebetulnya bisa dipelajari sendiri lewat mbah google itu ga ada apa-apanya dibandingkan yang ini. aku lantas meyakini kalo ini adalah fase quarter life crisis yang saat itu mulai banyak dibicarakan orang-orang di sosial media.

hari-hari terasa berat dan kelam, membayangkan masa depan rasanya terlalu sulit karena besok haripun tidak dapat ditebak. pada masa-masa yang sulit itu hal yang kusyukuri dulu hingga saat ini adalah perasaan cinta. perasaan itu seperti setitik cahaya di lorong gelap yang sedang kita lalui, yang setidaknya memberiku pertanda kalau di depan sana  masih ada terang.

sejak dulu dan saat ini aku akan berterimakasih atas perasaan yang pernah hadir itu. kata orang-orang, kita tidak pernah tau kepada siapa kita akan menjatuhkan hati kita, kita tidak punya daya upaya untuk hal itu dan seringkali ketika momen itu datang menghampiriku, berkali-kali aku memutuskan untuk merayakan perasaan itu, alih-alih menyangkalnya. 

alhasil, pada tahun-tahun itu aku melahirkan banyak puisi, yang tentu saja tidak pernah kau tau hihihii.
kadang lucu juga ya, kita terlalu sungkan untuk menyatakan sebuah kejujuran karena itu seringkali terdengar berlebihan. padahal itulah yang menunjukkan kalau kita ini manusia yang memang lemah dan tidak berdaya bahkan atas hormon-hormon kimia yang bekerja di dalam tubuh kita sendiri. oleh karenanya aku hanya bisa jujur lewat coretan-coretan puisi di buku catatanku. sampai saat ini kalau membuka catatan itu kembali  aku masih sering senyum-senyum sendiri dan perasaan hangat itu masih terasa juga.

kini, kita telah melanjutkan hidup masing-masing. namun sejak mengerti apa yang kurasakan padamu saat itu lantas membuatku lebih mudah untuk memahami apa yang disebut kasih sayang dan rasa cinta yang tidak terbatas. aku bisa terus menyayangimu dan menyimpanmu dalam hidupku karena aku ingin begitu. 

kupikir selama ini mungkin kita hanya terlalu sempit memaknai relasi-relasi yang ada dalam hidup kita. kalau kita tidak menjadi pasangan bukan berarti kita tidak bisa saling menyayangi bukan ?
sejak itu pelan-pelan aku mulai terbiasa untuk menyimpan orang-orang yang kusayangi dalam hidupku, tidak peduli status mereka apa dalam hidupku, aku hanya tau kalau orang-orang inilah yang aku sayangi dan aku ingin menyimpan mereka dalam hidupku. aku ingin terus menyayangi mereka, peduli dan sesekali ada untuk mereka. kerena nyatanya saat kita menyayangi orang lain perasaan itu juga kembali pada diri kita, persis seperti segala kebaikan dan keburukan yang kita lakukan di kehidupan ini.

dan untukmu yang mengisi tahun-tahun penuh perjuangan itu dengan perasaan-perasaan baik yang kita bagi lewat lagu yang kita dengar, buku yang kita baca atau tumpukan judul film yang kau bagi, terimakasih banyakkkk.
kamu sudah menemukan sesuatu yang memang layak untukmu dan tentu saja bahagiamu adalah bahagiaku juga, jadi teruslah berbahagia :))

tempatku sering menulis di sore hari hihi...








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernahkah Kau Merasa dipeluk Oleh Sebuah Lagu ?

Jurnal Harum #2 Bertemu di April ; banyak hal yang layak ditinggalkan

Jurnal Harum #1 layaknya menyapa sahabat pena