Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

EPILOG

Gambar
Seperti apa kau memaknai cinta ? Luaskah ? Dalamkah ? atau hanya sebatas gairah dua anak muda yang dimabuk asmara ? Mencintai tidak pernah sederhana. Ia melibatkan segala hal yang pernah ada dalam hidupmu. Bersarang dalam jutaan rasa yang kadang tak sanggup kau beri nama tetapi justru tercurah dalam tindak nyata yang tidak seberapa. Manusia memang kadang senaif itu, seingkar itu pada kehendak hati sendiri. Kepada dia yang pertama kali membuatmu melihat sisi lain dunia ini, mungkin kau layak melayangkan sebuah ucapan terimakasih. Kau harus selalu ingat, dalam hidup yang tidak mudah, jatuh cinta adalah sebuah anugerah yang berlimpah. Meski memang tak bisa dipungkiri bahwa ia selalu berteman dengan yang namanya patah hati. Yang lebih sering membuatmu terpenjara dalam rasa sepi yang bertubi-tubi dan kadang membuatmu bersemangat memaki diri sendiri. Tak apa, memang begitulah adanya. Ia memang hadir untuk membuatmu bertanya sekian kali. Apa yang kulakukan benar ? Apa aku tidak b

PELARIAN TANPA UJUNG

Gambar
Apalagi yang lebih sia-sia dari manusia selain kepiawaiannya menarik kesimpulan sendiri ? Hidup tiba-tiba saja seperti cuplikan gambar yang bergerak begitu pelan. Orang-orang berlalu lalang, ada yang tertawa riang, ada yang berwajah tak senang. Dalam kehidupan yang lebih terlihat seperti sebuah diorama bagiku kini, aku memosisikan diri sebagai penonton. Menyaksikan orang-orang yang sibuk dengan dunia mereka, menyisakan aku yang sibuk dengan duka nestapa. Sesekali mereka menyapu pandang padaku, mungkin terheran melihat seorang perempuan yang duduk berjam-jam di sebuah kursi lorong utama kampus, menyumpal telinganya dengan sumber suara yang berasal dari smarthphone di pangkuan dan menatap tak karuan ke sekitar. Kepada mereka yang menaruh beragam prasangka aku hanya melempar tatapan datar sembari berkata lemah dalam hati. “Sudahlah lanjutkan saja aktivitasmu, jangan pedulikan aku.” Setelah malam kelabu yang meruntuhkan semua harapanku itu, hari-hariku terasa begitu lama berlal

SEPASANG MATA YANG CEMBURU

Gambar
Kata orang, jika sebuah rasa yang seringkali menggerogoti akal sehatmu itu tidak menyakitimu maka rasa itu belum layak kau sebut cinta. Entahlah, satu dari sekian banyak pertanyaan besar dalam hidupku adalah mengapa kita butuh balasan dalam mencintai ? Kenapa menyayangi seseorang harus menunggu jawaban ? Padahal mencintai adalah naluri alami seorang manusia, kita tidak butuh ijin untuk menyayangi sesama tetapi kenapa kita selalu butuh pengakuan ? Apa benar kita mencintai sesorang atau sebenarnya kita hanya ingin dicintai ? Di atas itu semua, bagiku cemburu adalah hal yang berbeda. Cemburu adalah rasa yang tiba-tiba saja menggerogoti semua hal baik yang ada di dalam hatimu. Ia seperti benalu yang pelan-pelan membuatmu mati. Mungkin cemburu adalah bentuk lain dari rasa kagum yang berlebih, rasa ingin memiliki yang terlalu besar. Malam itu apa kau tidak menyadari ada sepasang mata yang cemburu ketika kau berbicara dengan begitu hangat bersamanya ? Berbeda dengan ma

SEPERTI PUISI TANPA RIMA

Gambar
Akan ada hari dimana kau ingin menghentikan waktu untuk selamanya, entah karena perasaanmu terlalu bahagia atau karena kau tak siap berkubang dalam kehilangan yang menyiksa. Dan hari ini aku ingin menghentikan waktu untuk alasan yang pertama. Minggu sore yang ia janjikan itu kini benar-benar kejadian. Ia menepati janji untuk mengajakku bertemu teman-teman kecil di tepian sungai. Aku sangat bahagia, bukan hanya karena bisa menikmati lebih banyak waktu bersamanya tapi juga karena bertemu sahabat-sahabat baru. Anak-anak yang ceria dan tidak menuntut apa-apa selain waktu dan perhatian yang lebih. Meski tidak pernah punya banyak kesempatan untuk beraktivitas bersama anak kecil, aku sangat menyukai mereka. Ada tujuh orang anak yang hadir bersama kami sore ini. Kata Miko jumlah itu tidak sampai separoh dari keseluruhan. Biasanya akan lebih banyak anak yang datang, namun hari ini mereka semua berhalangan hadir.  “Beberapa di antara mereka ada yang bekerja, sisanya mungkin ada

MANIPULASI HARI

Gambar
Jika ada orang yang begitu lancang hadir dalam hidupmu dan pelan-pelan mulai mengendalikan hari-harimu, maka ia layak kau setarakan dengan dewa. Adakah seseorang seperti itu dalam hidupmu ? Malam ini semesta menjawab do’aku. Untuk kesekian kalinya dosen itu tidak hadir. Aku senang tapi juga mulai merasa gelisah sebab sampai saat ini senior itu belum juga tampak di hadapanku. Aku mulai bertanya-tanya. Ke mana dia pergi ? Apa dia tidak masuk ? Kapan dia akan datang ? Tiba-tiba saja segala hal tentangnya menjadi begitu penting. Diam-diam dia mulai mengendalikan emosiku dan secara tidak langsung juga mulai mendikte hari-hariku. Aku paham betul kalau ini semua adalah harga yang harus kubayar atas dopamin yang melimpah ruah saat kali pertama kami berjumpa. Tapi aku tidak menyangka efeknya akan sedahsyat ini. Bagaimana mungkin ia yang tadinya bukan siapa-siapa kini dalam hitungan minggu sudah menjelma candu dalam hidupku? “Kau seperti dewa kau buat hidup ini berwarna,” suara

DUNIA YANG BERBEDA

Gambar
Pernahkah kau merasa seakan sudah lama mengenal seseorang padahal itu adalah perjumpaanmu yang pertama kalinya ?  Malam itu ketika telapak tangan kami bersentuhan, aku merasakan getaran yang tidak biasa. Ia tidak hanya memiliki aura yang positif tetapi juga menyimpan energi yang kuat, yang terus menarikku untuk masuk ke dalam dunianya. Seperti menemukan sebuah pulau kosong yang di dalamnya segala kebaikan dan keindahan hidup tersedia, seperti itulah aku menemukan dia di dalam duniaku. Sejak malam itu duniaku tidak pernah sama lagi, ada seseorang yang tertidur lelap di dalam kepalaku dan tidak mau bangun! Lelaki berkacamata itu rupanya sudah cukup lama memperhatikan gerak-gerikku. Malam itu ia menunggu waktu yang tepat untuk bisa mengusikku yang sedang tersesat di dunia lain. Alasan terbesarnya mengintaiku tidak lain adalah buku yang kubaca – Anak-anak Revolusi karya Budiman Soedjatmiko, buku itulah medium perkenalan kami.  Aku menyambutnya dengan tatapan terkejut, s