Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Adil sejak dari dalam pikiran kawan, apalagi perbuatan

Bukankah sudah dikatakan bahwa seorang terpelajar harus berlaku adil sejak dari dalam pikiran, apalagi perbuatan ? Oh sebentar, apa kau pernah mendengarnya ? Tidak, bukan, apa kau tahu siapa tokoh yang sedang aku bicarakan ? Iya, Pramoedya. Kutipan itu berasal dari bukunya yang cukup legendaris. Bumi Manusia judulnya, satu diantara buku dari Tetralogi Pulau Buru miliknya. Kau belum pernah mendengarnya ? Biar kujelaskan. Beberapa tahun yang lalu, atau tepatnya pada rezim yang lalu, peredaran buku-buku itu tidaklah semulus dan semudah sekrang ini. Buku yang aku sebutkan di atas pernah dilarang beredar oleh pemerintah. Bahkan beberapa mahasiswa sempat ditangkap karena memiliki buku tersebut. Kau bisa membayangkan nya ? Bagaimana sebuah buku bisa membuat orang-orang berkuasa merasa cemas dan takut. Apa kau sudah paham ? Cukup itu dulu saja aku minta kau pahami dengan baik. Kalau sudah paham, sekarang coba kau maknai kata-kata ajaib yang kusebutkan kali pertama di atas. Oh baiklah.

Aku dan tumpukan buku

Suatu malam aku menemukan diriku berada di antara tumpukan buku Bukan, aku tidak sedang menyelesaikan penelitian atau merampungkan tulisan Aku hanya tercengang dan terus mengingat-ingat Aku mencoret-coret buku catatanku Menguji sejauh mana aku mengingat sesuatu Kemudian aku membuka akun instagramku Tentu aku mencari petunjuk di sana Ya, kau benar. Aku sedang mencari buku-buku apa yang sudah aku baca Lebih tepat adalah mengingatnya Kemudian, setelah mengingat sejauh-jauh ingatanku, aku kembali tercengang Aku melihat buku catatanku Urutan buku-buku yang ku kelompokkan berdasarkan tahun bacaan Ternyata selama ini aku belum membaca banyak buku Bacaanku masih kurang Masih kurang Masih sangat kurang ! Lalu aku terbaring di antara tumpukan buku itu Aku meratapi keangkuhan ku sendiri Aku mengutuk kepongahan ku sendiri Lalu ingatanku melayang-layang ke sebuah buku yang belum lama ini ku baca Aku mengingat dengan jelas bagaimana tokoh dalam buku itu menyombongkan diri dengan

Rebel

Lelaki itu masih teguh dengan pendiriannya. Ia tidak akan pergi sebelum keinginan nya tercapai. Mata sendunya yang semakin layu sebab alkohol sudah menguasai gerak-geriknya semakin membuatku penasaran pada sosoknya. Jika ditatap lekat-lekat, mata itu bukan mata yang jahat. Mata itu adalah mata yang penuh kesedihan. Juga isi kepalanya, kata sebagian orang isi kepalanya penuh dengan pemberontakan. Tapi bagiku tidak, bagaimana bisa tidak setuju akan sebuah faham kemudian disebut memberontak. Tidak, dia mungkin memberontak, tapi dia begitu karena menjadi dirinya sendiri. Dia tidak salah, jika pandangan segala hal dalam dunia ini hanya tentang salah dan benar. Dia hanya menyampaikan kesedihannya dengan caranya sendiri. Cara yang tidak dapat dimengerti oleh semua orang. Sebuah pilihan hidup yang hanya diambil oleh orang-orang pemberani sepertinya. Aku menatapnya lekat, dan lebih dekat dari sebelumnya. Aku mencoba mencari persamaan cara pandang orang-orang yang menghakiminya sebagai orang ja

Corer-coret di blog ?

Malam yg cukup sunyi, tanpa bunyi kipas angin karena hujan baru selesai mengguyur kota kami yang kepanasan. Aku ingin menulis, setelah membaca buku kesukaanku, lalu menonton drama rutin ku juga. Aku bingung ingin menulis apa. Pokoknya cuma ingin menulis. Mungkin karena aku mengganti bio instagtamku beberapa waktu lalu. Entahlah. Yg jelas jangan pancing otakku untuk lebih cermat berpikir. Karena kalau kita memulainya bisa-bisa malah tdk bisa tidur sampai pagi. Kau tdk percaya ? Aku pernah menghabiskan satu buah alur novel secara kasar saat aku kesulitan tdr d malam hari. Semua itu karena otakku terlalu gesit berpikir di malam hari. Maka dari pada itu, sebelum aku menemukan ide lagi untuk sebuah alur novel dadakan, alangkah lebih baiknya kalau kita tdr saja. Berhenti bermain ponsel, tidur, lalu bangun di pagi hari untuk rebutan jemuran. Maka dari pada itu juga, cukup sekian tulisan yang tdk berfaedah ini. Kasusnya sama ketika kau tdk merasa begitu lapar tapi hanya ingim makan.