Belajar Hal-hal Sederhana Lewat 13 Reasons Why


Semenjak dirilis pada 31 Mei 2017 lalu, series 13 Reasons Why sempat menuai kontroversi. Series yang dirilis oleh salah satu stasiun televisi Amerika Serikat (Netflix) tersebut dinilai dapat memicu terjadinya bunuh diri pada remaja. Pada sisi yang lain, series dengan 13 episode ini menghadirkan banyak sekali pelajaran tentang hal-hal sederhana dalam hidup yang seringkali kita abaikan namun ternyata memiliki dampak yang cukup serius.
Dilansir dari CNN Indonesia, sebuah lembaga kesehatan mental di Australia bahkan memberikan peringatan bahwa 13 Reasons Why mengandung konten berbahaya. Sekolah-sekolah di New Jersey, Amerika Serikat juga mengirimi orang tua murid surat peringatan terkait tayangan 13 Reasons Why. Sementara itu, penulis skenario Nic Sheff membantah 13 Reasons Why memiliki konten yang sensitif. “Mengejutkan bagi saya bahwa sepertinya hal paling tidak bertanggung jawab yang bisa kami lakukan adalah tidak menampilkan kematian itu," tulis Sheff dalam kolomnya. Ditambahkan oleh rekannya Yorkey, adegan bunuh diri itu seharusnya bisa dimaknai sebagai renungan, karena banyak terjadi di kalangan remaja saat ini. Perundungan pun bisa jadi akar masalahnya. Ia berharap, serialnya bisa jadi perbincangan untuk masalah kehidupan. "Kami ingin memberitahu bahwa bunuh diri itu berantakan, buruk, dan sangat menyakitkan. Tidak ada yang damai dan indah soal itu. Kami ingin menceritakan kisah itu dengan jujur.”
13 Reasons Why  sebetulnya diadaptasi dari novel karya Jay Asher dengan judul yang sama. Series ini bercerita tentang seorang siswi SMA bernama Hannah Baker yang mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis. Sebelum kematiannya ia telah mempersiapkan rekaman kaset tape berisi alasan-alasan kenapa ia melakukan hal tersebut. Cerita bermula ketika Clay Jansen mendapatkan kiriman paket berisi kaset-kaset itu.  Sembari mendengarkan isi rekaman tersebut, Clay melakukan semacam napak tilas menuju tempat-tempat yang diceritakan Hannah dalam rekamannya. Lalu cerita mengalir dengan alur kilas balik pada kehidupan Hannah sebelumnya yang juga akan membawa penonton pada tokoh-tokoh lainnya dalam series ini.

Setelah menghabiskan sekitar 13 jam-an (satu episode kurang lebih satu jam dan series ini terdiri dari 13 episode) menonton series ini. Saya sampai pada kesimpulan bahwa series ini penting untuk ditonton dan dipelajari oleh banyak orang. Apa yang terjadi pada Hannah Baker dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja. Memahami apa yang terjadi pada Hannah bukan berarti saya membenarkan apa yang dilakukannya. Bunuh diri tidak pernah menjadi solusi, tetapi penting untuk sama-sama menyadari bahwa kepedulian serta kepekaan kita pada orang-orang di sekitar kita dalam hal ini sangat diperlukan.

Ketika saya membaca ulasan-ulasan tentang series ini, maka yang paling banyak saya dapatkan adalah soal perundungan (bullying). Namun sebetulnya (kalau kalian sudah menyelesaikan series ini) yang terjadi pada Hannah lebih dari itu. Baiklah, saya mungkin tidak akan mengatakan secara langsung apa yang terjadi pada Hannah. Saya tidak mau dikutuk menjadi jomblo seumur hidup karena dituduh spoiler. Namun saya bisa memberikan gambaran umum apa yang terjadi pada Hannah dalam series itu.
1.      Perundungan (Bullying)
2.      Fitnah
3.      Terancam privasinya
4.      Pelecehan secara verbal, fisik dan seksual
5.      Dimanfaatkan kelemahannya (perasaan hampa/kosong)
6.      Melihat dan mengalami kejahatan secara berulang-ulang
7.      Perasaan bersalah karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab
8.      Diabaikan berkali-kali
9.      Tidak mempunyai ruang untuk menumpahkan perasaanya
10.  Masalah keluarga

10 poin di atas adalah gambaran umum hal-hal yang terjadi pada Hannah. Hal-hal yang mungkin dan bisa saja terjadi pada remaja-remaja yang ada di Indonesia. Di Indonesia sendiri angka bunuh diri semakin tahun semakin tinggi. Berdasarkan rata-rata statistik, dalam sehari setidaknya ada dua hingga tiga orang yang melakukan bunuh diri di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat setidaknya ada 812 kasus bunuh diri di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2015. Angka tersebut adalah yang tercatat di kepolisian. Angka riil di lapangan bisa jadi lebih tinggi. Berdasarkan data perkiraan WHO, angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia pada 2012 adalah 10.000. Tren angka tersebut meningkat dibanding jumlah kematian akibat bunuh diri di Indonesia pada 2010 yang hanya setengahnya, yakni sebesar 5.000. (sumber, kumparan). Mungkin kalian boleh mengabaikan angka statistik di atas, dan cukup melihat kembali kejadian-kejadian di sekitar kalian. Beberapa tahun belakangan ini, bunuh diri menjadi kisah tragis yang semakin sering kita dengar. Terlebih lagi berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi pada era ini juga memberikan akses yang lebih besar terhadap hal-hal semacam perundungan juga pelecehan yang cenderung menjadi pemicu bunuh diri pada remaja.

Kita semua mungkin akan sepakat kalau setiap orang punya masalah dalam hidupnya masing-masing. Terkadang, ada saatnya kita mendapati diri kita begitu kecil, lemah tak berdaya karena berbagai masalah yang mendera. Ada saatnya kita merasa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang peduli dan dapat dipercayai lagi. Saya yakin, setegar-tegarnya seseorang pasti sesekali ia pernah mengalami apa yang dinamakan depresi. Terlebih pada usia-usia peralihan dari remaja menuju dewasa. Barangkali masalah-masalah yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam series ini adalah problematika remaja yang seringkali terjadi pada usia-usia tersebut. Namun tentu hal-hal tersebut tidak bisa kita abaikan, saya belajar dari series ini bahwa sangat penting untuk tidak mengabaikan orang lain dan lebih peduli.

Sekali lagi, saya jadi terlihat terlalu banyak berspekulasi lantaran tidak bisa membahas permasalahan ini dengan studi kasus dari tokoh-tokoh dalam ceritanya secara langsung. Saya tidak ingin spoiler dan saya mau mengajak kalian untuk menonton series ini. Lalu setelah kalian beres dengan 13 episode ini, maka saya yakin  diskusi kita akan jadi lebih tepat dan menarik. Oleh sebab itu, untuk memudahkan kalian memahami inti dari tulisan ini, saya akan menyimpulkan beberapa hal yang saya dapat dari series ini.

Hal-hal yang dapat dipelajari dari series ini :

1.      Menjaga sikap terhadap orang lain
Dalam series ini ada beberapa tokoh yang memperlakukan Hannah dengan sangat semena-mena. Okay, mungkin berkata kasar, menghujat, mengejek adalah hal-hal yang cenderung biasa dalam pergaulan remaja. Tetapi kita tidak pernah tahu perbuatan atau perkataan kita yang mana yang kemudian dapat menyakiti hati seseorang. Kita tidak pernah tahu latar belakang apa yang membuat seseorang begitu sensitif terhadap suatu hal. Sesuatu yang kita anggap biasa saja, terkadang bagi orang lain berarti banyak, pun sebaliknya.

2.      Belajar bertanggung jawab
Dalam series ini ada beberapa kejadian fatal yang terjadi karena beberapa tokoh tidak berani mengambil resiko untuk bertanggung jawab. Memang terkadang sulit untuk mengakui sebuah kesalahan yang telah kita perbuat. Menjadi orang yang bertanggung jawab memang tidak pernah mudah, terlebih ganjarannya adalah menanggung rasa malu atau mendapatkan hukuman. Tetapi sungguh penting untuk memikul tanggung jawab dari apa yang telah kita perbuat. Kita tidak pernah tahu dampak dari ulah yang telah kita perbuat bagi orang lain. Apa-apa yang terlihat sepele karena ego kita bisa saja berdampak fatal bagi kehidupan orang lain.

3.      Peduli
Beberapa tokoh dalam series ini sebetulnya bisa saja mencegah Hannah melakukan tindakan bunuh diri itu, kalau saja mereka lebih peka dan peduli pada hal-hal di sekitar mereka. Dari series ini saya belajar dan berusaha untuk tidak mengabaikan orang lain. Kita tidak pernah tahu kepedulian atau pengabian kita pada seseorang bisa jadi adalah alasan ia akan hidup. Barangkali seseorang datang kepada kita karena ia menganggap kita adalah orang yang bisa membantunya dalam menyelesaikan masalah, atau bahkan harapan satu-satunya dari hidup yang dianggapnya telah tidak berati apa-apa lagi. Penting untuk peka terhadap hal-hal yang ada di sekitar. Kita tentu tidak ingin orang-orang di sekeliling kita hancur hidupnya hanya karena kita enggan untuk peduli dan selalu bersikap abai.

4.      Terbuka
Series ini mengingatkan kita untuk lebih terbuka pada oranglain. Barangkali memang tidak semua orang bisa menceritakan apa yang terjadi dengannya pada semua orang. Barangkali juga tidak semua orang bisa kita ajak bicara mengenai hal-hal tentang kita. Tetapi penting untuk berbagi dan tidak hanya menyimpan kesedihan sendiri. Temukan orang-orang yang bisa kita ajak bicara dan katakan pada mereka kalau kita benar-benar butuh untuk didengarkan.

5.      Belajar dewasa
Series ini banyak mengajarkan saya pentingnya bersikap dewasa. Masalah-masalah yang terjadi pada kita sudah seharusnya menjadi bagian dari proses pendewasaan diri kita.

Lalu, untuk merangsang kalian supaya menonton series ini, saya akan turut serta mengemukakan pendapat dari beberapa teman saya yang sudah menonton series ini. begini kata mereka.

Apa yang kamu dapatkan setelah menonton 13 Reasons Why ?

@sylvianakusuma : pokoknya aku suka dari series 13 Reasons Why itu mengajarkan kita untuk lebih terbuka dengan masalah diri kita sendiri. Ndak perlu kita menanggung semuanya sendiri yang malahan bikin penat di kepala dan lebih berani untuk menyelesaikan semuanya. Lebih peduli lagi dengan orang lain dan lebih berhati-hati juga. Sesuatu yang kita anggap candaan dengan orang lain belum tentu bagi dia kayak gitu, sekecil apapun yang kita perbuat itu terkadang bisa menyakiti orang.
 @inezrasila : Jika ada masalah atau depresi harus terbuka sama orang dekat. Jangan berharap orang lain sekitar yang peka karena mereka ga bisa baca pikiran. Percaya bahwa masih banyak yang sayang sama kita. Percaya bahwa orang lain juga punya masalah bukan cuma kita. Harusnya kita lebih peka terhadap orang di sekitar kita, apalagi orang yang kita sayang atau care. Bilang dia cantik aja hari ini sebenarnya bisa bikin Hannah berubah pikiran  buat bunuh diri. Lakukan hal kecil selagi bisa. Jangan ngebully orang. Bunuh diri tidak menyelesaikan masalah apalagi balas dendam dengan cara  bunuh diri. Bersyukur agar bahagia dan lebih mendekatkan diri ke Tuhan.



Menurutmu, apa series ini dapat memicu seseorang untuk melakukan bunuh diri ?


@afitriandap : Apapun bisa memicu bunuh diri, tapi kalau kita ngeliat dari sisi yang beda, kita bisa belajar juga dari sisi yang lain. Banyak film-film hollywood sana yang berkaitan erat dengan perisakan. Tujuan utamanya ya sebenarnya kan untuk mencegah perisakan dan untuk menanggulangi pastinya. Tapi ya sama aja kayak obat, kalau kebanyakan pasti bikin penyakit juga.
@ninaapriliani_ : Kita gak pernah tahu dampak seperti apa diakibatkan bullying ini, entah commited suicied, entah trauma, entah anxiety dll. Tapi kalau pemicu bunuh diri atau ndak nya sih tergantung persepsi audiennya lagi. Justru series ini jadi pemicu orang-orang supaya bertahan hidup. Seharusnya series ini jadi pemicu kita untuk lebih peduli sama orang lain. Dan bisa jadi remember buat korban bullying kalau mereka masih punya harapan. Bunuh diri gak pernah menyelesaikan masalah.


Intinya, menurut saya pembelajaran kita akan kehidupan ini tidak pernah terbatas. Pepatah bijak mengatakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman. Belajar dari pengalaman tidak melulu harus pengalam sendiri, bisa jadi juga pengalaman orang lain. Dan belajar tentu bisa dari apa saja. Film-film seperti ini sangat penting untuk dipahami, dipelajari, dijadikan bahan diskusi bersama orang-orang terdekat. Lalu kenapa hal-hal seperti ini penting untuk kita lakukan ? Karena semakin hari kita semakin sering melupakan hal-hal sederhana yang terjadi di kehidupan kita. Apa-apa yang terjadi dalam series ini sebetulnya adalah permasalahan sederhana yang sering kita abaikan. Kita terlalu disibukkan dengan rutinitas harian, dengan standar yang diciptakan dunia untuk kehidupan kita, hingga kita lupa kalau kita dan orang-orang di sekitar kita masih manusia. Sebagai manusia kita perlu peduli, kita perlu mendengarkan orang lain, kita perlu menghargai dan mencintai satu sama lain. Selayaknya kita ingin diperlakukan, seperti itulah orang lain minta diperlakukan.

Terakhir, semoga kita tetap selalu menjadi manusia yang tidak pernah lelah belajar dan mencari.
Sampai jumpa di Kamis Menulis episode selanjutnya :))
.











Komentar

  1. Jadi pengen nonton. Tapi aku punya pendapat kalau bunuh diri adalah hak siapa saja yang sudah tidak memiliki tanggung jawab moral terhadap apapun dan siapa pun. Selama ini orang menganggap bunuh diri itu menjijikan, perbuatan yang memalukan atau pecundang, padahal menurutku kita punya hak untuk itu. Kecuali bunuh diri karena lari dari masalah dan memilih bunuh diri ketika masih punya tanggung jawab moral, ya itu juga aku tidak setuju. Makasih reviewnya yaaa..

    BalasHapus
  2. Gambaran umumnya menarik ya, jdi pengen nonton juga. Dan kejadian serupa bahkan sering terjadi dilingkungan sekitar kita

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernahkah Kau Merasa dipeluk Oleh Sebuah Lagu ?

Jurnal Harum #2 Bertemu di April ; banyak hal yang layak ditinggalkan

Jurnal Harum #1 layaknya menyapa sahabat pena