Puasa dan Rindu-rindu Yang (masih) Sama

Kapan terakhir kau merasakan rindu?
Kepada siapa kau merasakan rindu?
Apa yang kau lakukan dengan rindu?
Rindu,  rindu,  dan rindu
Barangkali rindu adalah sekelumit perasaan yang tiba-tiba membuatmu merasa hilang
Membuatmu yang tadinya ceria tiba-tiba merasa sendirian
Rindu adalah rasa yang menghampiri sisi terdalam pada saat yang tidak dapat kita duga
Ia menguasai kita lebih dari yang kita kira
Oh ya, kapan terakhir kali kau mersakan rindu? 
Kepada siapakah rindu itu kau tujukan?
Apa kau rindu keluargamu?
Ayahmu yang jarang bicara?
Ibumu yang jauh di desa?

Aku merasakan banyak rindu bergelimpangan pada bulan puasa
Lewat suara adzan magrib dari masjid yang dipenuhi mahasiswa
Lewat takjil yang kau beli saat akan berbuka
Lewat aroma masakan tetangga yang membuatmu ingat seseorang nun jauh di sana
Aku merasakan lebih banyak rindu saat bulan puasa
Lewat tangisan kecil saat sholat di waktu malam yang sepertiga
Lewat do'a-do'a yang kau rapalkan diam-diam saat teman sekamarmu tak lagi terjaga
Lewat kesunyian makan sahur yang membuatmu ingin segera kembalin pada keluarga

Tapi, kapan terakhir kali kau benar-benar rindu?
Ibumu?  Ingatkah kau kapan terakhir kali kau menelponnya?
Ayahmu?  Ingatkah kau kapan terakhir kali kau menanyakan kabarnya?
Apakah kau benar-benar merindukan mereka?
Pernahkah kau akui kau rindukan mereka?
Atau kau selalu bersembunyi dalam egomu yang kuasa?

Pada rindu yang kau selipkan disetiap kata-kata mudamu
Kau hanya mampu berkata "mama, papa, aku ingin pulang. Tetapi pekerjaanku tidak bisa aku tinggalkan."
Pada rindu yang selalu kau sembunyikan dalam jiwamu yang muda
Kau hanya mampu berkata "aku akan pulang saat lebaran. "
Tetapi orangtuamu?
Mereka selalu menantikan kehadiranmu
Meskipun kau pulang dengan egomu yang raksasa
Meskipun kini kau menganggap diri lebih pintar dari mereka
Kau memberontak dengan ilmu yang kau dapat dari hasil keringat mereka
Kau katakan pada mereka bahwa mereka tidak tau apa-apa
Kau merasa benar dan salah pada mereka

Tetapi apa?
Mereka hanya menyeka kekecewaan mereka dalam hati
Inikah anakku yang dulu ku antar di stasiun kereta api?
Inikah anakku yang dulu polos waktu akan menaiki bis Damri?
Kita berubah,  kita dewasa, kita hampir melupakan orangtua
Tetapi apa?
Disaat bulan puasa, kita masih merindukan mereka?
Sekecil apapun rindu itu terasa
Senaif apapun kita mengakuinya
Kita masih tetap anak mereka
Seburuk apapun mereka pada kita
Sepintar apapun kita setelah dewasa
Kita tetap telah lahir karena orangtua

Kepada semua orangtua yang merindukan anaknya
Kepada semua anak yang merindukan keluarganya
Kepada semua orang yang merindu di bulan puasa
Kita beruntung, kita merindu, kita masih berhati, kita masih manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernahkah Kau Merasa dipeluk Oleh Sebuah Lagu ?

Jurnal Harum #2 Bertemu di April ; banyak hal yang layak ditinggalkan

Jurnal Harum #1 layaknya menyapa sahabat pena