mungkin kau benar, dunia tak hanya selebar daun kelor

setahun bahkan dua tahun yang lalu kau adalah bagian dari setiap detikku
berhasil mencuri waktu hampir dari separuh masa indahku, masa SMA yang kata semua orang itu masa yang paling indah dan memiliki banyak kenangan. mungkin mereka benar, begitu banyak hal yang telah kulewati pada masa ini..tidak sendiri, tapi bersama kau,mereka, dan semua mimpi-mimpi malamku. kini aku telah melewati itu, semua rasa yang disajikan telah kucicipi satu per satu. hingga aku tau sekarang mana rasa manis, mana rasa pahit, pedas, asin, tawar, hambar..
dan lagi-lagi ku akui kau lah yang memperkenalkan semua rasa itu padaku. saat pertama kali kau membiusku dengan pesona sederhanamu yang bagiku saat itu luar biasa, mampu membuatku kembali menjadi diriku sendiri setelah hampir kehilangan identitas. bahasa galaunya mungkin kau yang telah berhasil membuat hari-hariku kembali penuh warna.
tapi itu semua mungkin belum cukup membuatku faham akan apa yang sebenarnya aku rasakan. ketika kau hadir hampir disetiap hariku, menjadi objek dari pemikiran-pemikiranku yang jauh dari realita. ketika alasan terbesar untukku menjadi lebih baik adalah hanya untuk melihatmu tersenyum padaku. ketika setiap malam yang ku lalui separuhnya adalah rajutan asa yang menghiasi hari esokku. yahh mungkin semuanya terkesan berlebihan, tapi sungguh itu yang aku rasakan pada saat itu.
awalnya bagiku kau ibaratkan kumbang yang membantu proses penyerbukan pada bunga yang itu adalah aku, membuat setiap hariku mekar. namun lama kelamaan kau menjelma menjadi benalu yang membebani hati dan pemikiranku, lantaran perasaanku padamu menjadi seperti bom waktu yang suatu masa pasti akan meledak.
sejak saat itu, hari-hariku yang manis berubah. dan aku mulai merasakan rasa tawar, hambar, karena perasaanku hanyalah perasaanku tanpa kau ketahui.aku mulai mencoba untuk bertahan dengan perbandingan antara rasa cinta dan rasa hambar yang mulai mengiringi hari-hariku. problema cinta kau dengan banyak gadis lain yang silih berganti tidak pernah membuat rasaku surut meski baru ku akui bahwa ini konyol.
sampai akhirnya waktu angkat bicara, bom waktu meledak.aku hanya bisa terdiam saat kau memberikanku setitik harapan yang membangkitkan kembali semua asa yang hampir putus. aku kembali merasakan manisnya jatuh cinta. namun semua tak berlangsung lama, seperti kemarau setahun yang dihapuskan oleh hujan sehari maka kau lebih kejam dari semua peristilahan sejenis itu. begitu cepat waktu berlalu, tak sebanding dengan penantian panjang yang menghabiskan separuh dari masa indahku. kini kau hancurkan kembali pengharapan yang sudah begitu besar kuberikan padamu. seperti aku adalah sebuah boneka, maka setelah kau lambungkan aku setinggi mungkin lalu kau hempaskan begitu saja tanpa perasaan.
saat itu aku mulai mengerti apa itu rasa pahit, rasa yang paling aku hindari dalam hidupku. meski tak dapat ku pungkiri bahwa rasa ini adalah rasa yang membuatku menjadi lebih baik. laksana obat yg pahit tapi memberikan kesembuhan pada suatu penyakit. aku mulai memahami rasa itu.
kini kita dipertemukan kembali di dalam mozaik yang berbeda. aku bukan aku yang dulu, bukan pemujamu, bukan bonekamu, bukan pula orang yang masih mencintaimu apa adanya. aku lebih dari sekedar orang bodoh yang kau tertawakan pada masa lalu, aku lebih dari sekedar orang yang tak pernah kau anggap keberadaannya. aku lebih dari itu semua.
kau selalu mengatakan bahwa dunia itu tidak hanya selebar daun kelor. kelak jika kau melihat dunia yang lebih luas kau akan menemukan yang lebih baik. dan ternyata kau benar, setelah aku menemukan dunia yang lebih luas kau bukan apa-apa,kau bukan siapa-siapa dibanding mereka yang lebih punya komitmen, tanggungjawab, dan pemikiran yang lebih elegant. kau tak sampai seperempat dari mereka, kau tidak lebih dari sekedar pecundang.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernahkah Kau Merasa dipeluk Oleh Sebuah Lagu ?

Jurnal Harum #2 Bertemu di April ; banyak hal yang layak ditinggalkan

Jurnal Harum #1 layaknya menyapa sahabat pena