coretan hati yang kusut

kesendirian, kesunyian tak jarang membuatku seperti ini
seperti apa yang aku pun tak mengerti
benda benda mati itu pun jelas tak memberi penjelasan
ini kehidupan, aku tau itu, aku faham betul
tapi keadaan seperti ini tak pernah terpecah kan oleh logikaku selama ini
mungkin ini yang dinamakan proses
yaa aku terima ituu
tapi kawan, ini soal hati
mungkin aku labil
tapi ini benar-benar menyiksaku
jika dengan kata-kata pun tak bisa kujelaskan
maka dengan cara bagaimana lagi ?
Tuhan mungkin hanya kau yang tau masalahku
di dalam dilema ini
tak jarang tawa berujung tangis
ketika rindu menjadi semu ?
lantaran kau tak tau siapa yg kau rindu ?
mengapa kau merindukannya ?
mengapa kau selalu mengingat tentangnya ?
mungkin ada sedikit jawaban
kau perempuan dan dia laki-laki
itu lumrah, kurasa kalian juga pernah merasakannya
namun ketika objeknya maya ?
hanya bisa digapai lewat angan yang jelas semu
hanya di duniamu saja tidak di dunia nyata
lantas apa yang harus kau lakukan ?
ketika perasaan ingin tau mu menguasai ?
dan ketika harapanmu berbanding terbalik dengan kenyataan ?
kau tau sendiri jawabannya
ini lah alasan mengapa wanita seringkali menangis tanpa sebab
mengapa harus masalah hati ?
bukannya ada yg juah lebih penting ?
memikirkan tugas kuliah ? atau lebih peduli pada lingkungan ?
semua bagaikan kutub magnet saling tarik menarik bahkan sebaliknya
ketika harapan berbanding lurus dengan kenyataan
maka semangat akan full dengan sendirinya
itulah sebabnya mengapa harapan adalah sumber semangat terbesar
kau tak mengerti dengan apa yg kutulis ?
sudah kubilang aku tidak bisa menjelaskannya dengan kata kata yg bagus
hanya dengan rangkaian kata yang terlihat tidak beraturan seperti ini
sama seperti yang terjadi di dalam relung hatiku saat ini
kacau, kusut kalut berantakan tak menentu..
tapi setidaknya ini membuatku sedikit lega

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernahkah Kau Merasa dipeluk Oleh Sebuah Lagu ?

Jurnal Harum #2 Bertemu di April ; banyak hal yang layak ditinggalkan

Jurnal Harum #1 layaknya menyapa sahabat pena