Postingan

Kita yang senang mengulang

  End of the year, look spectaculer right ? But there is no suprised in this end of the year. Yaa semuanya sama saja, like we met some shit but with different case or people. Desember masih saja tetap sendu dan kelabu bagiku. Kebahagiaan-kebahagiaan semu yang terlalu cepat berganti. Seperti roolercoaster, seperti itulah bahagia dan duka berganti. Terlalu bergairah dan terlalu cepat. Here we go again. Menangis di kamar hotel dengan perut yang tidak enak, sebab lambung sepertinya puya koneksi yang kuat dengan hati. Ketika kecewa akan ekspektasi yang dibuat sendiri, saya nyaris bingung mana yang lebih sakit. Lambung atau hati dan perasaan saya. Keduanya membuat saya hanya ingin menangis seharian dan tidak punya energi untuk melakukan rutinitas apapun. Terlalu suram rasanya jika setiap akhir tahun perasaan-perasaan seperti ini terus berulang. Apa yang salah ? Tentu saja saya yang salah. Ternyata di usia saya yang sudah 26 tahun ini saya masih senang mengambil risiko dan menempatk

Masa-masa

alunan musik menghentak, aku bisa bernyanyi sendirian hanyut dalam rangkaian lirik yang menohokku sampai ke sanubari sesaat aku lupa bahwa aku sedang mengkhawatirkan hidupku gadis kecil yang terkadang hanya mampu jujur dengan perasaannya sendiri di hadapan lagu-lagu aku mengingat-ingat lagi penggalan kehidupanku di awal dua puluhan hari-hari yang rumit namun ternyata penuh warna hari-hari di mana perubahan adalah sebuah keniscayaan saat rasa takut dan keberanian berdampingan untuk saling menuntunku pada tujuan pada masa itu, orang-orang berarti tanpa mereka sadari lewat rangkaian bunyi berbalut diksi lewat sebuah keberpihakan ideologi. hari-hari yang rumit itu terkadang bagai pelangi seperti menemukan kawan di tengah perjalanan aku merasa hidupku lebih hidup di saat itu meski setiap malam aku tak pernah berhenti bertanya tentang tujuan dan arti hidupku namun aku tidak pernah kehilangan motivasi untuk hidup lebih baik hari demi hari ketika sedang bingung pada diri sendiri, aku memahami

Jurnal Harum #2 Bertemu di April ; banyak hal yang layak ditinggalkan

Gambar
Hai teman-teman. Senang sekali rasanya dapat kembali menyapa kalian di #jurnalharum. How's your life ? How's your family, your dream ? Is it everything okay ?  Ya aku ingin memulai #jurnalharum 2 ini dengan pertanyaan di atas, karena sejujurnya pertanyaan serupa dari seorang temanku (yang jauh di mata namun dekat di jiwa) lah yang menggerakkan kakiku siang ini untuk menepi ke bangku sudut di kedai kopi tempat biasa aku bekerja untuk kembali menulis #jurnalharum. Bagaimana Q1 nya kak ? Apakah berat atau justru dipenuhi hal-hal yang indah ? Begitu katanya. Pertanyaan itu kemudian membuatku berusaha untuk merangkum kejadian dan perasaan yang kualami selama 3 bulan belakangan. But well sebelum itu, aku berharap 3 bulan pertama di 2023 berjalan dengan cukup baik untukmu ya dan semoga kamu juga diberikan kekuatan, keberanian dan cukup tangguh untuk menghadapi bulan-bulan berikutnya. Sejujurnya sejak memasuki bulan Januari aku sudah cukup pesimis dengan bulan-bulan berikutnya ya. Kare

Jurnal Harum #1 layaknya menyapa sahabat pena

Gambar
Hai, tema-teman.  Sudah lama sekali rasanya tidak menyapa kalian dengan tulisan di blog ini. Mungkin belum terlambat untuk mengucapkan selamat tahun baru 2023. Semoga semua harapan dan resolusi kalian di tahun ini dapat terwujud dan sehat-sehat ya. Karena kalau sehat semua rencana bisa kita laksanakan dengan maksimal. Di beberapa postingan sebelumnya aku sudah cukup sering berkeluh kesah mengenai kesulitanku dalam menulis dan beragam distraksi yang kualami saat hendak menulis. Nah di postingan kali ini, aku memberanikan diri untuk kembali memulai tantangan-tantangan baru. Ya mungkin ga bisa disebut tantangan yang berat juga, karena aku ingin melakukan hal ini dengan rilex dan ringan. Seperti judul yang kalian baca di atas, aku ingin membuat sebuah tulisan layaknya sedang menyapa sahabat pena.  Tulisan-tulisan yang semoga saja konsisten nantinya akan aku rangkum dalam episode Jurnal Harum. Aku yakin beberapa di antara kalian pasti sudah tau darimana inspirasi soal jurnal ini datang. Ya,

Saling Terhubung di Rainforest World Music Festival

Gambar
Tahun 2022 jadi peringatan 25 tahun Rainforest World Music Festival (RWMF) setelah 2 tahun vakum akbibat pandemi Covid-19 yang melanda seluruh isi dunia. Tahun 2022 juga jadi tahun pertamaku berkesempatan berada di tengah-tengah the most connected festival in the world. Buat yang belum familiar dengan RWMF atau Festival Musik Hutan Hujan Dunia, ini adalah festival musik tahunan yang diselenggarakan selama tiga hari sebagai bentuk perayaan terhadap keberagaman musik yang ada di dunia. Festival ini dilaksanakan di Kuching, Sarawak, Malaysia tepatnya di Sarawak Cultural Village atau Kampung Budaya Sarawak. Kalo di Indonesia itu mirip-mirip TMII gitu gaes jadi ada replika rumah-rumah budaya yang ada di Sarawak. Lokasinya epik banget karena selain punya backgorund tutupan hutan yang masih sangat padat dan pemandangan bukit Sentubong, Sarawak Cultural Village (SCV) ini juga berada di dekat Damai Beach. So, bener-bener strategis lah buat kamu yang mau full charging dan healing-healing dari pe

tahun-tahun yang melahirkan banyak puisi

Gambar
lagu "Your Head As My Favourite Bookstore," kolaborasi eleventwelfth dan Asteriska membawaku kembali pada tahun 2018, tahun dimana aku menemukanmu sekaligus menemukan diriku sendiri. ada perasaan-perasaan bahagia yang abadi dan masih terasa hingga saat ini saat momen berisi cuplikan-cuplikan di masa lalu itu terputar kembali. ternyata seperti itu ya cara kerjanya sebuah perasaan yang tulus. ia akan tetap abadi meski kita sudah beranjak jauh dan melanjutkan hidup masing-masing. aku mungkin sedikit terpengaruh oleh buku-buku yang kubaca pada saat itu, sehingga aku meyakini bahwa dalam hidup manusia kita akan selalu punya sebuah titik balik dalam hidup. sebuah momen di mana kita menentukan keputusan-keputusan penting yang akan memengaruhi hidup kita dalam jangka waktu yang panjang. di tahun 2018 aku merasa itu titik balik pertama dalam hidupku. banyak keputusan-keputusan yang cukup berani kuambil pada saat itu. yah sebagai seorang anak kemarin sore yang baru saja dicemplungkan d

sepertinya semua orang butuh tempat

Gambar
hai, aku sudah pernah bercerita sebelumnya kan soal ketidakmampuanku menulis satu tahun belakangan ini. yaa, benar. sampai saat ini pun aku masih kesulitan untuk menulis. aku tidak mengerti alasannya apa, namun menariknya, saat ini keinginan untuk menulis berbanding terbalik dengan  kesulitan itu. aku jadi teringat perkataanku sendiri tiap ada teman-teman yang iseng bertanya, "gimana sih caranya menulis ?" "beri tips dong untuk bisa menulis," (pertanyaan yang saat ini sering kutanyakan pada diriku sendiri), setiap ada yang bertanya seperti itu aku selalu menjawab kalau cara terbaik untuk menulis adalah dengan memulai menulis. tidak ada cara lain yang lebih ampuh. kupikir aku secara tidak sadar sudah menjawab diriku sendiri, bahwa yang perlu kulakukan hanyalah memulai kembali, tidak ada cara lain untuk itu. aku memutuskan untuk memulainya lagi malam ini, karena nyatanya ada ruang-ruang kosong dalam hidupku yang minta diisi oleh kata-kata, tak peduli seberapa banyak s